Nama
: Ibnu Humaam
Kelas
: III A
Kelompok : A1.2
Nis
: 124
815
Hari/Tanggal : 16 FEBRUARI 2015
Judul
Penetapan : penetapan kadar
P2O5 pada pupuk NPK
Tujuan penetapan : untuk
mengetahui kandungan P2O5 pada pupuk NPK
Dasar prinsip : sampel di endapkan dengan NH4OH dengan
penambahan NH4Cl, lalu di pijarkan
Landasan teori :
Di Indonesia, jumlah
cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5=
0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya
adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya,
kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk
penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter.
Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat.Eksplorasi rinci
juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total
diketahui.
Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk
hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik
dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan
hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana
fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap
di sedimen.
Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur
lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup.
Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air
dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan
eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat
dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan
fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut,
tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air.
Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk
ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat
dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang
menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan
sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa
makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut
melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat
berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam
air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini
dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan
tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat
mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi
kelestrian ekosistem perairan.
Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam
pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api,
pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat
tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran
unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan
perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting
yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran
unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti
halnya perputaran kalsium.
Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor
dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah
partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena
pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan
dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya
/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat
yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang
terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut
atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.
Alat & Bahan :
v Alat
v Gelas
Piala 100 , 300 ml
v Gelas
Ukur 10 ml
v Neraca
Digital
v Kaki
Tiga
v Corong
v Pengaduk
v Cawan
Porselin
v Tanur
v Eksikator
v Kertas
Saring
v Bahan
v Pupuk
TSP
v Aquadest
Panas
v NH4Cl 2M
v Campuran
Magnesia
v HCl 1:1
v Indikator
PP
v NH4OH
(1:10) & (1:20)
Cara
Kerja
:
1. Ditimbang pupuk NPK + 1 g.
2. Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas
piala kemudian dipanaskan.
3. Saring dengan kertas saring berlipat.
4. Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest
panas
5. Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl
2M + 10 mL.
6. Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL,
jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
7. Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan
dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan berwarna merah muda seulas.
8. Didinginkan dalam es
9. Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas
Cl- dengan NH4OH 1:20
10. Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
11. Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang
hingga bobot tetap.
12. Menghitung kadar P2O5 dalam air
Pengamatan dan perhitungan :
Kesimpulan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar