LAPORAN LENGKAP
Nama :
Ibnu humaam
Nis :
124815
Kelas :
3 A
Kelompok :
A.1.1
Tanggal mulai :
02 september 2014
Tanggal selesai
: 02 september 2014
Judul penetapan : “Penentuan Kadar asam
lemak bebas”
Tujuan penetapan : Untuk mengetahui kadar asam lemak
bebas suatu sampel
Dasar prinsip :penentuan kadar asam lemak bebas
berprinsip pada titrasi sampel yang dilarutkan dengan
alkohol netral oleh NaOH untuk menetralkan asam lemak bebas.
Landasan teori :
Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan
gugus
karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, asam
lemak merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan
baku untuk semua lipid
pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau
lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa
berbentuk bebas (sebagai lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
·
Karateristik
Asam lemak tidak lain adalah asam
alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus kimia R-COOH or R-CO2H.
Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format,
H3C-COOH
yang adalah asam asetat, H5C2-COOH yang
adalah asam propionat, H7C3-COOH
yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus
alkil yang
mempunyai ikatan valensi tunggal,
sehingga membentuk rumus bangun alkana.
Karena berguna dalam mengenal
ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atom
karbon
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan
ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah,
dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu
ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah
membeku dan juga semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih
stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada
asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena
itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada
asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam
lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan
"Z", singkatan dari bahasa
Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty
acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen)
hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis.
Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang
melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak
mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
Ketengikan terjadi karena asam
lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis
atau oksidasi
menjadi hidrokarbon,
alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau
yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.
·
Aturan penamaan
Beberapa aturan penamaan dan
simbol telah dibuat untuk menunjukkan karakteristik suatu asam lemak. Nama
sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya (lihat asam
alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom
pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan
satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil).
Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan
posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.
Simbol C diikuti angka
menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya; angka di belakang titikdua
menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai C-nya). Contoh: C18:1,
berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda.
Lambang omega (ω) menunjukkan
posisi ikatan ganda dihitung dari ujung (atom C gugus metil).
·
Nilai gizi
Asam lemak mengandung energi
tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet
rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap
bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan
di dalam tubuh.
Posisi ikatan ganda juga
menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin
mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak
esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa
minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung
asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan
teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun
nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk
dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.
Alat &
bahan :
Alat :
·
Erlenmeyer
250 ml
·
Pananas
listrik
·
Buret
·
Pendingin
tegak
·
Statip
Bahan :
·
Sampel
minyak
·
NaOH 0.1 N
·
Indikator PP
·
aquadest
Cara kerja :
1.
Ditimbang
minyak/sampel 5 g dalam erlenmeyer 250 ml
2.
Ditambakan
etanol 50 ml alkohol netral
3.
Dipanaskan
diatas penanas listrik pendingin tegak selama 30 menit kemudian didinginkan
4.
Ditambakan
indikator pp dan dititar dengan NaOH 0.1 N
pengamatan :
1.
Bobot sampel :
5.0092 mg
2. Warna larutan sebelum penambahan indikator (PP) : tak berwarna
3. Warna larutan setelah
penambahan indikator (PP) :
Tak berwarna
4.
Warna larutan setelah titik akhir tercapai : Merah
5. Volume penitar (NaOH 0.7331 N) : 0.6 ml
Perhitungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar