Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 27 November 2014

Bilangan Penyabunan



Nama                                         : Ibnu humaam
Nis                                             : 124815
Kelas                                         : 3 A
Kelompok                                 : A.1.1
Tanggal mulai                           : 02 september 2014
Tanggal selesai                          : 02 september 2014
Judul penetapan                        :Bilangan penyabunan
Tujuan penetapan                   :Untuk mengetahui berapa banyaknya KOH yang di perlukan untuk                                                        menyabunkan 1 gram minyak
Dasar prinsip                            :Contoh minyak di sabunkan dengan KOH-Alkohol berlebih.                                                  kelebihan KOH di titar dengan HCl dengan menggunakan indikator PP



landasan teo   Lll        Landasan teori :

PENENTUAN SIFAT MINYAK


Jenis minyak dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya berdasarkan sifat-sifatnya. Pengujian sifat-sifat minyak tersebut meliputi :
·           Uji Penyabunan
·           Uji ketidakjenuhan
·           Uji kelarutan
·           Uji Titik Cair,Indeks bias,bobot jenis dll.
Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”  .  Jadi  lemak dan minyak juga merupakan senyawa ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak  yang  mempunyai rantai hidrokarbon  yang panjang dan tidak bercabang.
1.      Penamaan lemak dan Minyak   
Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara menggantikan akhiran  -at  pada  asam lemak  dengan akhiran -in , misalnya :
-  tristearat dari gliserol diberi nama tristearin
-  tripalmitat dari gliserol diberi  nama tripalmitin
Selain itu , lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester, misalnya:
-  triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat
-  tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat
2.      Pembentukan  Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam pembentukannya, trigliserida  merupakan hasil proses kondensasi  satu molekul gliserol dan tiga molekul  asam lemak (umumnya   ketiga  asam  lemak  tersebut berbeda –beda),  yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air .

Kegunaan Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak merupakan  senyawaan organik yang penting bagi kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain:
1.        Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik
2.        Sebagai salah satu penyusun  dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul       
3.        Sumber  energi yang efektif  dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena lemak dan minyak  jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan  9 kalori/liter  gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan  di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.
4.        Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
5.        Memberikan tekstur yang lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.
6.        Minyak nabati adalah bahan utama  pembuatan margarine
7.        Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega
8.        Mencegah  timbulnya  penyumbatan pembuluh darah  yaitu pada asam lemak esensial.
6.  Sifat-sifat Lemak dan Minyak 
   6.1 Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1.      Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin
2.      Bobot jenis dari lemak dan minyak  biasanya ditentukan pada temperature kamar
3.      Indeks bias dari lemak dan minyak  dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
4.      Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak  jarak  (coastor  oil), sedikit larut dalam  alkohol  dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
5.      Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6.      Rasa  pada  lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
7.      Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.
8.      Titik lunak dari lemak/minyak  ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak
9.      shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi  tetesan pertama dari minyak / lemak
10.  slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak  alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya
        6.2 Sifat-sifat kimia Minyak  dan Lemak
1.      Esterifikasi
Proses  esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari  trigliserida,menjadi  bentuk ester.
2.      Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak  akan diubah menjadi asamasam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi  karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3.      penyabunan
Reaksi  ini  dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4.      Hidrogenasi
Proses hidrogenasi  bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya  adalah minyak  yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5.      Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara  sejumlah  oksigen dengan  lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
7. Perbedaan Antaa Lemak dan Minyak
    Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
 Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak nabati)
Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh




PENENTUAN ANGKA PENYABUNAN
Angka Penyabunan dapat dilakukan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relative kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya, minyak dengan berat molekul yang besar mempunyai angka penyabunan relative kecil.
Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram (1 g) lemak atau minyak.
Alcohol yang ada pada koh berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun.

Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.

Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.

 Penetuan angka penyabunan dilakukan untuk menentukan berat molekul dari suatu lemak atau minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.

Bilangan Penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan bobot molekul minyak/lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon pendek, akan mempunyai bobot molekul (Mr) kecil, sedangkan minyak dengan rantai karbon panjang akan mempunyai bobot molekul yang lebih besar .
Minyak/lemak yang mempunyai bobot molekul kecil akan mempunyai bilangan penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan bobot molekul besar akan mempunyai bilangan penyabunan yang relatif kecil.

Bilangan Penyabunan (Safonifikasi) adalah banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk mempersabunkan satu gram minyak/lemak


A  Alat dan bahan :
                              Alat      :                                               Bahan               :
         Neraca analitik digital                       • Sampel minyak goreng
         Pipet tetes                                       • aquadest
         Gelas piala 100 mL                          • KOH alcohol 0.5 N
         Erlenmeyer asah 250 mL                  • indicator pp
         Gelas piala 400 mL                          • kertas saring
         Pipet volume 25 mL                         • sabun
         Hot plate
         Pendingin tegak
         Corong
         Pengaduk
         Buret asam 50 mL
         Statif
         Labu semprot

c  Cara keja :

         Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan cuci hingga bersih
         Menimbang  ± 2 gram sampel minyak
         Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah 250 mL
         Menambahkan 25 mL KOH alcohol(CH3CH2OH) 
         Memanaskan Erlenmeyer tersebut diatas penangas listrik berpendingin tegak selama 30 menit
         Kemudian dinginkan Erlenmeyer tersebut dengan suhu kamar
         Setelah dingin,ditambahkan 2-3 tetes indicator phenophtalein(pp)
         Kemudian titar dengan HCl yang telah distandarisasi
         Kemudian buat larutan blanko yaitu dengan prosedur yang sama kecuali tanpa bahan lemak atau minyak.


Data pengamatan dan penimbangan :
·         Warna larutan sebelum penambahan indikator (sampel)    :tak berwarna
·         Warna larutan setelah penambahan indikator (sampel)      :merah muda
·         Warna larutan setelah tercapai titk akhir (sampel)               :tak berwarna
·         Warna larutan sebelum penambahan indikator (blanko)    :tak berwarna
·         Warna larutan setelah penambahan indikator (blanko)      :merah muda
·         Warna larutan setelah tercapai titik akhir (blanko)              :tak berwarna
·         Bobot sampel                                                                               :2,0356 gram
·         V. Penitar (sampel) (a)                                                                :27,1 ml
·         V. Penitar (blanko) (b)                                                                :27,3 ml


Perhitungan :
Bilangan penyabunan : (b-a) X N.NHCl X BE KOH :mg sampel
                                       : (27,3-27,1)ml X 0,4730 meq/ml X 56 mg/meq : 2,0356 g
                                       : 0,2 X 0,4730 X 56 mg : 2,0356 g
                                       : 2,6024 mg/g


   Pembahasan                       ;
Prinsip kerja angka penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak/ lemak direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya menghasilkan griserol dan sabun. Sisa dari NaOH dititrasi dengan menggunakan HCl yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa banyak NaOH yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak bebas dalam sampel.
Pada saat melakukan percobaan untuk menguji angka penyabunan sampel minyak  direaksikandengan NaOH dalam alkohol berlebih, seharusnya ditambahkan KOH, namun karena keterbatasan alat sehingga digantikan fungsinya dengan menggunakan NaOH. Pada saat melakukan percobaan untuk menentukan angka penyabunan, asam lemak dan asam lemak bebas dari minyak (sampel) dengan menggunkan NaOH dalam Alkohol dapat membentuk sabun,
Angka penyabunan tersebut adalah banyaknya mg NaOH yang diperlukan untuk menyabunkan secara sempurnya 1g Lemak atau minyak.
Pada saat percobaan angaka penyabunan juga digunakan titrasi blanko ( titrasi tanpa menggunakan sampel) yang berfungsi untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi dengan preaksi. Sehingga dalam perhitungan tidak terjadi kesalahan yang disebabkan oleh preaksi.



Kesimpulan :        Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa banyaknya KOH yang                           diperlukan untuk menyabunkan 1 gram minyak adalah 2,6024 mg/g 


 Lembaran pengesahan : 





Daftar pustaka  :
         http://chemistapolban.blogspot.com/2011/06/praktikum-penentuan-angka-penyabunan.html
         http://btagallery.blogspot.com/2010/02/blog-post_4540.html
         http://asri77.blogspot.com/2012/12/bilangan-saponifikasi-angka-penyabunan_15.html
 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar