Nama
: Ibnu Humaam
Kelas
: III A
Kelompok : A1.2
Hari/Tanggal : 03 FEBRUARI 2015
Judul
Penetapan : Penentuan pH pupuk TSP, Urea dan ZA
Tujuan penetapan : Untuk mengetahui pH pupuk TSP, Urea dan ZA
Dasar prinsip : Konsentrasi ion (H+)
dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat menentukan
sifat-sifat dari larutan,terutama larutan dalam air
Landasan
teori :
Pupuk
didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling
awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian
pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannyadeposit garam
kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam
pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara
yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk
tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan
jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga
dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label
kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis
pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga
takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi
pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara
yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
Penggolongan Pupuk
Penggolongan Pupuk
Pupuk
digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik
adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk
kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan
pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi
kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut
rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk
tinggi.
Pupuk
anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan
cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara
yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat
dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal,
jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur
hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur
hara.Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali
penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga
pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat
yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut
cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk
akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk
daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap
tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah
urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut
cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast
release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah
dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,
bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh
air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk
slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled
release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari
satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release.
Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release
dilindungi secara kimiawi dan mekanis.
Perlindungan
secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau
selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated
urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara
mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas
secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern
Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk
tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Pupuk Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung
Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat
diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih,
dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan
sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya
disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara
N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
Kegunaan pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
- Membuat daun tanaman lebih
hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang
mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
- Mempercepat pertumbuhan tanaman
(tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
- Menambah kandungan protein
tanaman
- Dapat dipakai untuk semua jenis
tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha
peternakan dan usaha perikanan
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen
- Daun tanaman berwarna pucat
kekuning-kunigan
- Daun tua berwarna kekuning-kuningan
dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang
daun
- Dalam keadaan kekurangan yang
parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian
atas
- Pertumbuhan tanaman lambat dan
kerdil
- Perkembangan buah tidak
sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya
Pupuk ZA
Pupuk ZA, dengan melihat hara makro N nya bisa dikatakan “adik’ dari pupuk Urea. Kalau pupuk ZA hara makro N nya 21 % sedangkan pupuk Urea sekitar 46 % hara N.
Nama lain dari pupuk ZA adalah Amonium Sulfat. Rumus kimia Amonium Sulfat adalah (NH4)2SO4. Kelebihan pupuk ini adalah terdapat kandungan sulfur di dalamnya. Bahkan kandungan sulfur lebih besar dari hara N. Dengan adanya unsur sulfur, pemakain pupuk ZA, sangat baik diberikan pada awal tanam.
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya.
Pupuk SP-36 merupakan hasil reaksi antara BP dengan asam sulfat,
bersifat tidak higroskopis dan larut dalam air sehingga cepat tersedia bagi Pupuk
SP-36 merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur
hara fosfor karena keunggulan yang dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam
bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk
SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air,
sehingga dapat disimpancukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.
Meningkatnya perkembangan pertanian saat ini mulai bergerak
kearah penggunaan pupuk yang ramah lingkungan sehingga mampu mengembalikan
danmeningkatkan kemampuan tanah untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan
tanamanselama pertumbuhan.
Dengan mengetahui proses pemupukan yang tepat, maka perlu
dilakukan pengkajian penelitian tentang analisis bahan pupuk dari sumber pupuk
SP-36 dari berbagai produk di pasaran. Pupuk yang akan dipasarkan untuk
keperluan sektor pertanian harus memenuhi standar mutu dan terjamin
efektivitasnya serta wajib didaftarkan kepada Direktorat Pupuk.
Dalam rangka mendukung terlaksananya pengujianmutu dan uji
efektivitas ini diperlukan adanya standarisasi metode pengujian berupa petunjuk
teknis metodologi pengujian efektivitas pupuk pada praktikum analisis bahan
pertanian dan lingkungan yang berjudul Analisis Nitrogen, Fosfor, Sulfur dan
Besi dari Bahan Pupuk SP-36 Fosfor merupakan unsur hara esensial.
Tanaman membutuhkan fosfor yang cukup untuk pertumbuhannya
secara normal. Fosfor memiliki peranan penting dalam tanaman,yaitu berperan
dalam proses fotosintesis, respirasi, membantu mempercepat perkembangan akar
dan perkecambahan serta berperan dalam pembelahan dan pembesaran sel.
Pupuk SP-36 mengandung 36% fosfor dalam bentuk dan dalam jumlah makro. Pupuk SP-36 berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Pupuk SP-36 memiliki beberapa keunggulan, yaitu Kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitusebesar 36%.
Unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnyalarut dalam air. Tidak bersifat higroskopis, sehingga dapat disimpan cukup lama dalamkondisi penyimpanan yang baik. Karena peranan fosfor sangat penting pada tanaman,maka perlu dilakukan analisis fosfor pada pupuk SP-36.
Spesifikasi
- Kadar P2O5 total minimal 36%
- Kadar P2O5 larut Asam Sitrat
minimal 34%
- Kadar P2O5 larut dalam air
minimal 30%
- Kadar air maksimal 5%
- Kadar Asam Bebas sebagai H3PO4
maksimal 6%
- Bentuk butiran
- Warna abu-abu
- Dikemas dalam kantong bercap
Kerbau Emas dengan isi 50 kg
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36
- Tidak higroskopis
- Mudah larut dalam air
- Sebagai sumber unsur hara
Fosfor bagi tanaman
- Memacu pertumbuhan akar dan
sistim perakaran yang baik
- Memacu pembentukan bunga dan
masaknya buah/biji
- Mempercepat panen
- Memperbesar prosentase
terbentuknya bunga menjadi buah/biji
- Menambah daya tahan tanaman
terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Cara penggunaan pupuk SP 36
Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir musim hujan atau segera setelah panen
Alat &
Bahan :
ð Alat :
·
Tabung Reaksi
·
Pengaduk
·
Kertas Universal
ð Bahan :
- Pupuk Urea
- Pupuk ZA
- Pupuk TSP
- Air
Cara Kerja :
1. Memasukkan contoh pupuk dalam
tabung reaksi.
2. Melarutkan dengan air dengan
perbandingan contoh dan air (1 : 10).
3. Memerika pH larutan atau suspensi
diperiksa dengan kertas pH atau pH meter.
Pengamatan
:
- pH
pada pupuk urea : 7
- pH
pada pupuk
ZA :
6
- pH
pada pupuk
TSP :
12
Kesimpulan
: Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa PH pupuk ZA = 6, PH pupuk UREA = 7, PH pupuk TSP = 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar